Desa Laba Sari juga merupakan desa yang menghasilkan arak dengan kualitas 1 (satu), 2 (dua) dan 3 (tiga). Pembuatan arak ini merupakan industri rumahan dimana hampir semua masyarakat Desa Laba Sari memproduksinya.
Proses pembuatan arak yang dilakukan masih tradisional dengan menggunkan kompor tanah liat, blek (kaleng besi), bambu dan botol kaca untuk menampung hasil penyulingan. Bahan utama untuk membuat arak adalah arak ental yang diperoleh dari pohon ental yang banyak tumbuh di kebun masyarakat. Salah satu pembuat arak di Desa Laba Sari yaitu Ibu Nyoman Wastini yang bertempat tinggal di Dusun Penggak Sajeng.
Arak kualitas 1 (satu) dan 2 (dua) dalam pembuatannya memiliki perbedaan takaran tuak yang digunakan untuk membuat. Untuk arak kualitas 1 (satu) di perlukan 1 liter tuak ental untuk menghasilkan 1 liter arak kualitas 1 (satu) yang biasa kita sebit dengan arak api. Apabila arak kualitas 1 (satu) ini kita dekatkan dengan api, maka arak tersebut akan terbakar. Sedangkan arak kualitas 2 (dua) memerlukan 2 liter tuak ental untuk menghasilkan 2 liter arak kualitas 2.
Pada bulan Oktober produksi arak akan lebih banyak dibandingkan dengan bulan yang lainnya, karena pada bulan ini tuak yang dihasilkan dari pohon ental akan lebih banyak. Memasuki bulan Desember produksi arak menjadi jarang karena tuak yang dihasilkan tidak sebanyak bulan Oktober.
Arak kualitas 1 (satu) dan 2 (dua) dalam pembuatannya memiliki perbedaan takaran tuak yang digunakan untuk membuat. Untuk arak kualitas 1 (satu) di perlukan 1 liter tuak ental untuk menghasilkan 1 liter arak kualitas 1 (satu) yang biasa kita sebit dengan arak api. Apabila arak kualitas 1 (satu) ini kita dekatkan dengan api, maka arak tersebut akan terbakar. Sedangkan arak kualitas 2 (dua) memerlukan 2 liter tuak ental untuk menghasilkan 2 liter arak kualitas 2.
Pada bulan Oktober produksi arak akan lebih banyak dibandingkan dengan bulan yang lainnya, karena pada bulan ini tuak yang dihasilkan dari pohon ental akan lebih banyak. Memasuki bulan Desember produksi arak menjadi jarang karena tuak yang dihasilkan tidak sebanyak bulan Oktober.
Arak bali merupakan minuman keras hasil fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan lain, mirip dengan tuak. Kadar alkoholnya 37-50%. Arak ini dari namanya saja sudah jelas berasal dari Bali dan sering digunakan dalam upacara-upacara adat. Dalam upacara menghormati para dewata arak akan dituangkan ke daun pisang yang sudah dibentuk seperti tangkup dan kemudian arak akan dicpiratkan tangan kanan dengan bantuan sebuah bunga. Arak-arak untuk upacara biasanya mutu terendah karena arak terbaik akan diminum.

arakbali.com
ARAK ATTACK
Arak ini cukup populer juga di kalangan wisatawan di Bali dan salah satu resep cocktail yang terkenal adalah “arak attack” yaitu campuran Arak Bali dan orange juice. Meskipun banyak turis mancanegara tidak akan terkesan dengan rasa arak dibanding minuman keras dunia lainnya namun keberadaan Arak Bali jelas membantu seorang asing menikmati liburannya dan mempromosikan pulau dewata. Produksi minuman keras di Indonesia umumnya dilarang, namun berbeda dengan yang ada Bali. Arak Bali justru dijadikan salah satu oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk minum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, arak Bali juga diyakini dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal.
Ada beberapa daerah yang warganya memproduksi Arak Bali ini, salah satu daerah di Pulau Dewata tersebut, yaitu di Karangasem, tepatnya di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Bali. Di Dusun Merita, hampir semua warganya mengandalkan mata pencaharian dari Arak Bali ini. Arak Bali memang sudah dikenal luas, baik oleh masyarakat Bali sendiri maupun oleh orang luar Bali bahkan luar negeri. Untuk pemasarannya, warga Merita tidak perlu mendistribusikannya keluar kampung, karena banyak pembeli yang datang langsung ke kampung tersebut. Alasannya selain menghemat biaya pemasaran juga untuk menghindari berurusan dengan aparat berwajib.

wisata.kompasiana.com
Dari 400 kepala keluarga yang menghuni dusun yang terletak dikaki Gunung Agung tersebut, hampir semuanya bekerja sebagai pembuat arak. Asal muasal warga Merita bisa memproduksi arak tidak diketahui secara pasti. Namun menurut Sekretaris Dusun Merita, Nyoman Simpanika, keahlian tersebut mereka dapatkan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dan pekerjaan tersebut menjadi pilihan warga setempat, karena sulitnya lapangan pekerjaan di daerah tersebut yang tergolong kering dan gersang. Pembuatan arak juga erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya Dewa Bagus Arak Api yang menghuni daerahnya. Sehingga tradisi pembuatan arak didaerah tersebut sulit dihilangkan. Bahkan ada rumor jika ada peminum yang mencemooh hasil arak produksinya, maka akan mendapatkan bencana. Dengan keyakinan itulah maka masyarakat Dusun Merita terus mempertahankan tradisi leluhurnya untuk memproduksi arak, disamping alasan ekonomi.

nikkisakebali.blogspot.com
Di Dusun Merita, ratusan liter arak diproduksi tiap harinya. Biasanya produksi arak bersifat musiman yakni selama musim kemarau, karena saat itu bahan baku berupa air tetesan dari ranting buah pohon lontar yang banyak tumbuh di daerah setempat. Dalam proses pembuatan arak Bali, masyarakat di Dusun Merita ini, tidak menggunakan peralatan moderen dan canggih. Melainkan diproses secara tradisional dan sederhana. Yakni menggunakan air tuak pohon lontar yang diambil dari kebun atau dibeli dari dusun sekitarnya.
Selain mengandalkan bahan baku dari pohon lontar di kebunnya, Simpanaya juga membeli air tuak dari warga desa tetangganya. Seperti dari Desa Tianyar dan Muntigunung. Harga untuk satu jerigen berisi 20 liter dibeli seharga Rp 7.500. Air tuak tersebut kemudian direbus selama lebih kurang 5 jam dengan tehnik penyulingan. Tuak ditempatkan dalam kaleng minyak bekas yang ditaruh diatas tungku api. Uap dari air tuak yang mendidih disalurkan menggunakan pipa yang terbuat dari bambu yang dihubungkan ke jerigen penampungan.

arakbali.com
Hasil penyulingan inilah yang menjadi arak. Dari 24 botol air tuak hanya menghasilkan 2 botol tuak kelas satu atau kualitas terbaik dengan kadar alkohol paling tinggi. Namun diproduksi juga tuak kualitas 2 dan 3 dengan proses penyulingan yang lebih lama sehingga menghasilkan uap lebih banyak namun kadar alkoholnya rendah. Sebotol arak jadi dijual dengan harga bervariasi. Untuk kualitas nomor satu, harganya lebih mahal dibandingkan dengan kualitas nomor dua atau kelas tiga. Namun harga tersebut bisa berubah tergantung kondisi kesediaan bahan bakunya. Simpanaya mengaku mampu memproduksi arak setiap harinya rata-rata 30 liter atau 50 botol dengan keuntungan Rp 20 hingga Rp 50 ribu.
Arak Bali ini jangan dioplos ataupun dicampur dengan minuman beralkhol lainnya karena bisa menghilangkan rasa khas dari arak ini, cukup dinikmati tanpa tambahan. Sungguh terasa
arakbali.com
ARAK ATTACK
Arak ini cukup populer juga di kalangan wisatawan di Bali dan salah satu resep cocktail yang terkenal adalah “arak attack” yaitu campuran Arak Bali dan orange juice. Meskipun banyak turis mancanegara tidak akan terkesan dengan rasa arak dibanding minuman keras dunia lainnya namun keberadaan Arak Bali jelas membantu seorang asing menikmati liburannya dan mempromosikan pulau dewata. Produksi minuman keras di Indonesia umumnya dilarang, namun berbeda dengan yang ada Bali. Arak Bali justru dijadikan salah satu oleh-oleh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk minum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, arak Bali juga diyakini dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal.
Ada beberapa daerah yang warganya memproduksi Arak Bali ini, salah satu daerah di Pulau Dewata tersebut, yaitu di Karangasem, tepatnya di Dusun Merita, Desa Merita, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Bali. Di Dusun Merita, hampir semua warganya mengandalkan mata pencaharian dari Arak Bali ini. Arak Bali memang sudah dikenal luas, baik oleh masyarakat Bali sendiri maupun oleh orang luar Bali bahkan luar negeri. Untuk pemasarannya, warga Merita tidak perlu mendistribusikannya keluar kampung, karena banyak pembeli yang datang langsung ke kampung tersebut. Alasannya selain menghemat biaya pemasaran juga untuk menghindari berurusan dengan aparat berwajib.
wisata.kompasiana.com
Dari 400 kepala keluarga yang menghuni dusun yang terletak dikaki Gunung Agung tersebut, hampir semuanya bekerja sebagai pembuat arak. Asal muasal warga Merita bisa memproduksi arak tidak diketahui secara pasti. Namun menurut Sekretaris Dusun Merita, Nyoman Simpanika, keahlian tersebut mereka dapatkan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dan pekerjaan tersebut menjadi pilihan warga setempat, karena sulitnya lapangan pekerjaan di daerah tersebut yang tergolong kering dan gersang. Pembuatan arak juga erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya Dewa Bagus Arak Api yang menghuni daerahnya. Sehingga tradisi pembuatan arak didaerah tersebut sulit dihilangkan. Bahkan ada rumor jika ada peminum yang mencemooh hasil arak produksinya, maka akan mendapatkan bencana. Dengan keyakinan itulah maka masyarakat Dusun Merita terus mempertahankan tradisi leluhurnya untuk memproduksi arak, disamping alasan ekonomi.
nikkisakebali.blogspot.com
Di Dusun Merita, ratusan liter arak diproduksi tiap harinya. Biasanya produksi arak bersifat musiman yakni selama musim kemarau, karena saat itu bahan baku berupa air tetesan dari ranting buah pohon lontar yang banyak tumbuh di daerah setempat. Dalam proses pembuatan arak Bali, masyarakat di Dusun Merita ini, tidak menggunakan peralatan moderen dan canggih. Melainkan diproses secara tradisional dan sederhana. Yakni menggunakan air tuak pohon lontar yang diambil dari kebun atau dibeli dari dusun sekitarnya.
Selain mengandalkan bahan baku dari pohon lontar di kebunnya, Simpanaya juga membeli air tuak dari warga desa tetangganya. Seperti dari Desa Tianyar dan Muntigunung. Harga untuk satu jerigen berisi 20 liter dibeli seharga Rp 7.500. Air tuak tersebut kemudian direbus selama lebih kurang 5 jam dengan tehnik penyulingan. Tuak ditempatkan dalam kaleng minyak bekas yang ditaruh diatas tungku api. Uap dari air tuak yang mendidih disalurkan menggunakan pipa yang terbuat dari bambu yang dihubungkan ke jerigen penampungan.
arakbali.com
Hasil penyulingan inilah yang menjadi arak. Dari 24 botol air tuak hanya menghasilkan 2 botol tuak kelas satu atau kualitas terbaik dengan kadar alkohol paling tinggi. Namun diproduksi juga tuak kualitas 2 dan 3 dengan proses penyulingan yang lebih lama sehingga menghasilkan uap lebih banyak namun kadar alkoholnya rendah. Sebotol arak jadi dijual dengan harga bervariasi. Untuk kualitas nomor satu, harganya lebih mahal dibandingkan dengan kualitas nomor dua atau kelas tiga. Namun harga tersebut bisa berubah tergantung kondisi kesediaan bahan bakunya. Simpanaya mengaku mampu memproduksi arak setiap harinya rata-rata 30 liter atau 50 botol dengan keuntungan Rp 20 hingga Rp 50 ribu.
Arak Bali ini jangan dioplos ataupun dicampur dengan minuman beralkhol lainnya karena bisa menghilangkan rasa khas dari arak ini, cukup dinikmati tanpa tambahan. Sungguh terasa